Mitos & Fakta dari Ratus dan Sirih untuk Miss V

March 3, 2024

Perawatan organ intim yang sering dilakukan wanita ada banyak jenisnya. Dari semuanya, perawatan menggunakan bahan alami atau herbal lebih diminati karena dianggap lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih kecil.

Perawatan alami bagi daerah kewanitaan yang populer di kalangan wanita contohnya adalah ratus dan menggunakan daun sirih. Kedua perawatan ini dikenal memiliki berbagai manfaat untuk kebersihan miss V.

Ratus Mampu Merapatkan Miss V dan Mengusir Bau Tidak Sedap, Apakah Benar?

Ratus adalah perawatan untuk menjaga kesehatan vagina dengan menggunakan uap panas. Berbagai bahan seperti rempah-rempah, minyak aromaterapi dan bahan lain direbus menggunakan wadah yang terbuat dari tanah liat.

Uap hasil rebusan itulah yang digunakan untuk perawatan bagi vagina. Perempuan yang akan menikah umunya melakukan perawatan ratus secara rutin.

Perawatan ratus dipercaya mampu merapatkan vagina dan mengusir bau tidak sedap.

Namun, apakah hal tersebut benar?

Sebenarnya, manfaat ratus tersebut belum pernah terbukti secara ilmiah. Untuk merapatkan vagina yang kendur, cara efektif yang bisa dilakukan hanyalah melalui metode operasi.

Ratus juga tidak memengaruhi aroma atau bau pada vagina. Bau yang tidak sedap muncul akibat adanya infeksi. Untuk mengatasi infeksi, hanya bisa dengan pengobatan secara medis dan menjaga kebersihan vagina secara rutin.

Bukannya mengatasi infeksi, uap panas hasil rebusan ratus justru malah berpotensi menimbulkan infeksi atau iritasi. Apabila melakukan ratus dengan cara yang kurang tepat, uap panas tersebut dapat menyebabkan luka bakar pada organ intim wanita.

Jika memang berniat untuk melakukan Ratus, sebaiknya perhatikan dengan benar mengenai kebersihannya.

Selain itu, apabila terjadi keluhan yang menandakan iritasi atau infeksi seperti gatal, kemerahan, atau perih segera hentikan pemakaian.

Mitos dan Fakta Seputar Sirih untuk Menjaga Kesehatan Miss V

Selain Ratus, perawatan untuk daerah vagina dengan menggunakan bahan alami adalah menggunakan daun sirih. Saat wanita mengalami keputihan, daun sirih telah lama dipercaya bisa mengatasinya.

Benarkah begitu?

Keputihan bisa terjadi akibat ada jamur atau bakteri. Sementara di dalam daun sirih terdapat profil baktariosit yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Daun sirih tidak akan membunuh seluruh bakteri yang ada karena tidak bersifat bakterisidal.

Di dalam vagina juga terdapat bakteri baik, sehingga apabila daun sirih bersifat bakterisidal maka bakteri baik tersebut juga bisa terbunuh.

Sebenarnya, daun sirih memang bisa berperan sebagai antiseptik yang menghambat pertumbuhan bakteri akibat keputihan. Namun, penggunaannya tidak boleh terlalu sering dan hanya dilakukan saat keputihan sudah tidak normal atau berlebihan hingga menimbulkan rasa gatal dan panas.

Daun sirih berpotensi membunuh flora normal pada area kewanitaan yang dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan asam basa. Padahal, asam pada vagina berfungsi untuk membunuh bakteri atau kuman yang mengganggu dari luar.

Sebab itulah, dianjurkan untuk tidak terlalu sering melakukan perawatan vagina menggunakan daun sirih.

Selain itu, jika Anda pernah mendengar bahwa daun sirih menyebabkan vagina kering, hal tersebut hanyalah mitos belaka.

Vagina yang kering diakibatkan oleh menurunnya kadar estrogen dalam tubuh. Penurunan kadar estrogen tersebut bisa dikarenakan karena menopause, penggunaan kontrasepsi hormonal tertentu, melahirkan atau menyusui, serta kondisi medis lainnya.

Sedangkan daun sirih sama sekali tidak memengaruhi kadar hormon estrogen.

Untuk menghindari keputihan, ada cara-cara yang lebih sederhana yang bisa dilakukan. Agar vagina tidak terlalu lembab yang bisa menyebabkan tumbuhnya bakteri, sering-sering ganti celana dalam Penggunaan celana yang terlalu ketat juga sebaiknya dikurangi atau mulai dihindari.

Selain itu, jaga kebersihan dan tingkat keasaman vagina dengan benar. Selalu bilas vagina dengan air mengalir yang benar-benar bersih. Produk pembersih vagina juga dapat mengganggu keasaman dalam vagina, sehingga jangan gunakan secara berlebihan.

WhatsApp